UMKM memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara karena dapat menciptakan kesempatan kerja dan menyerap tenaga kerja. Peran UMKM telah dirasakan di negara berkembang maupun di negara maju. Peranan UMKM terbesar di Indonesia adalah pembentukan Produk Domestik Bruto. Penelitian
Data Kementerian Koperasi dan UKM RI tahun 2019 menyatakan bahwa jumlah UMKM sebanyak 65.465.497 Unit (99,99%), sedangkan Usaha Besar (UB) sebanyak 5.637 unit (0,01%). UMKM menyerap tenaga kerja 119.562.843 jiwa (96,92%), sementara Usaha Besar (UB) menyerap tenaga kerja 3.805.829 jiwa. Jumlah UMKM yang besar mengharuskan pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap kondisi UMKM, karena menyerap menyerap sekitar 97% tenaga kerja nasional, sementara Usaha Besar hanya menyerap sekitar 3%.
Data dari Dinperindagkop UKM Kabupaten Pekalongan menyatakan bahwa jumlah UMKM sebanyak 6.652, dimana sebanyak 4.944 atau 74% merupakan usaha mikro. UMKM sekala mikro berawal dari industri keluarga atau rumahan sehingga pengelolaannya tidak di lakukan secara baik. Peran Pemerintah sangat diperlukan untuk melakukan penguatan tersebut. Upaya tersebut dilakukan untuk mewujudkan UMKM yang tangguh dan kuat dalam rangka pembangunan ekonomi lokal sehingga tercapai peningkatan kinerja bagi UMKM. Peningkatan kinerja UMKM di Pekalongan perlu mendapat dukungan dari pemerintah terutama dalam hal
pemasaran produk dan pengelolaan keuangan. Pengelolaan keuangan pada UMKM di Pekalongan mendasarkan pada ingatan pemilik, sehingga kinerjanya tidak meningkat bahkan ada yang menurun.
Kinerja UMKM akan meningkat dengan memperhatikan faktor internal maupun ekternal. Faktor internal terdiri kompetensi sumber daya manusia, pengelolaan keuangan, proses produksi dan pemasaran, sedangkan faktor ekternal meliputi kebijakan pemerintah, sosial budaya, kondisi perekonomian dan peran dari pihak terkait. (Rokhayati & Lestari, 2016, Munizu, 2010 dan Kinyanjui et al., 2017).
Namun, banyak UMKM yang menghadapi tantangan dalam pengelolaan keuangan, yang dapat mengancam kelangsungan usaha mereka. Artikel ini akan membahas pentingnya pengelolaan keuangan yang baik bagi UMKM, langkah-langkah untuk menciptakan UMKM yang terampil dalam mengelola keuangan, serta teori-teori yang relevan dalam konteks ini.
Pentingnya Pengelolaan Keuangan dalam UMKM
Pengelolaan keuangan yang efektif sangat penting bagi kelangsungan dan pertumbuhan UMKM. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pengelolaan keuangan yang baik harus menjadi prioritas bagi pelaku UMKM:
1. Stabilitas Keuangan
Pengelolaan arus kas yang baik membantu UMKM untuk menjaga stabilitas keuangan. Teori Cash Flow Management menekankan pentingnya pengelolaan arus kas untuk menghindari risiko likuiditas. UMKM yang tidak memiliki pemahaman yang baik tentang arus kas berisiko mengalami kekurangan dana yang dapat mengganggu operasional sehari-hari. Dengan memiliki pemahaman yang mendalam tentang arus kas, pemilik UMKM dapat memastikan bahwa mereka selalu memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban keuangan mereka, seperti membayar gaji karyawan, membayar utang, dan membeli bahan baku.
2. Pengambilan Keputusan yang Tepat
Dengan laporan keuangan yang akurat, pemilik UMKM dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait investasi dan pengeluaran. Teori Decision-Making Under Uncertainty menjelaskan bahwa informasi yang tepat akan meningkatkan kualitas keputusan yang diambil. Ketika pemilik usaha memiliki data yang jelas, mereka dapat merencanakan langkah-langkah strategis yang lebih efektif. Misalnya, jika laporan keuangan menunjukkan bahwa penjualan meningkat, pemilik usaha dapat memutuskan untuk melakukan investasi tambahan dalam stok atau memperluas kapasitas produksi.
3. Akses Pembiayaan
UMKM yang memiliki catatan keuangan yang baik lebih mudah mendapatkan akses ke pembiayaan. Teori Signaling menunjukkan bahwa laporan keuangan yang transparan dapat meningkatkan kepercayaan pihak ketiga, seperti bank dan investor. Dengan catatan keuangan yang baik, UMKM dapat menunjukkan kredibilitas dan potensi pertumbuhan mereka. Hal ini sangat penting, terutama ketika UMKM ingin mendapatkan pinjaman untuk memperluas bisnis mereka. Laporan keuangan yang jelas dan teratur dapat memberikan keyakinan kepada pemberi pinjaman bahwa UMKM tersebut dapat mengelola utang dengan baik.
4. Profitabilitas
Pengelolaan biaya yang baik dapat meningkatkan profitabilitas. Teori Cost Management menunjukkan bahwa pemahaman tentang biaya tetap dan variabel membantu pemilik usaha untuk mengontrol pengeluaran dan memaksimalkan keuntungan. Dengan memantau biaya, UMKM dapat mengidentifikasi area di mana penghematan dapat dilakukan. Misalnya, jika biaya produksi terlalu tinggi, pemilik usaha dapat mencari alternatif pemasok atau mengoptimalkan proses produksi untuk mengurangi biaya.
Langkah-Langkah Menciptakan UMKM yang Terampil dalam Mengelola Keuangan
1. Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pendidikan merupakan langkah pertama yang krusial. Pemilik dan pengelola UMKM perlu memahami dasar-dasar akuntansi, penganggaran, dan analisis keuangan. Menurut teori Human Capital, investasi dalam pendidikan dan pelatihan akan meningkatkan keterampilan dan produktivitas, yang pada gilirannya berdampak positif pada kinerja keuangan. Pelatihan dapat dilakukan melalui workshop, seminar, atau kursus online yang fokus pada pengelolaan keuangan. Selain itu, UMKM juga bisa memanfaatkan sumber daya lokal, seperti universitas atau lembaga pelatihan, untuk mendapatkan akses ke program pendidikan yang relevan.
2. Menggunakan Teknologi Keuangan
Di era digital, penggunaan teknologi keuangan (fintech) dapat sangat membantu UMKM. Berbagai aplikasi akuntansi dan manajemen keuangan tersedia untuk memudahkan pencatatan transaksi dan pembuatan laporan keuangan. Teori Technology Acceptance Model (TAM) menjelaskan bahwa kemudahan penggunaan dan manfaat yang dirasakan dari teknologi akan mendorong adopsi teknologi oleh pelaku UMKM. Dengan menggunakan software akuntansi, UMKM dapat menghemat waktu dan mengurangi kesalahan dalam pencatatan. Selain itu, aplikasi mobile yang memungkinkan pemilik usaha untuk memantau arus kas dan laporan keuangan secara real-time dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
3. Membuat Rencana Keuangan
Setiap UMKM perlu memiliki rencana keuangan yang jelas. Rencana ini harus mencakup proyeksi pendapatan, pengeluaran, dan investasi. Teori Strategic Planning menunjukkan bahwa perencanaan yang baik akan membantu organisasi untuk mencapai tujuan jangka panjang secara lebih efektif. Rencana keuangan yang terstruktur memungkinkan pemilik UMKM untuk menetapkan tujuan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya. Misalnya, rencana tersebut dapat mencakup target penjualan bulanan, anggaran untuk pemasaran, dan estimasi biaya operasional. Dengan rencana yang jelas, pemilik usaha dapat lebih mudah mengevaluasi kinerja dan membuat penyesuaian yang diperlukan.
4. Memantau dan Mengevaluasi Kinerja Keuangan
Pengelolaan keuangan bukanlah tugas yang sekali selesai. UMKM perlu secara rutin memantau dan mengevaluasi kinerja keuangan mereka. Teori Performance Measurement menekankan pentingnya pengukuran kinerja untuk mengetahui sejauh mana tujuan keuangan tercapai. Dengan melakukan analisis rasio dan analisis tren, pemilik UMKM dapat mengidentifikasi masalah lebih awal dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Pemantauan ini dapat dilakukan dengan membuat laporan bulanan atau kuartalan yang mencakup arus kas, neraca, dan laporan laba rugi. Dengan cara ini, pemilik usaha dapat melihat gambaran keseluruhan dari kesehatan finansial bisnis mereka.
5. Mengelola Utang dengan Bijak
Pengelolaan utang yang bijak sangat penting bagi UMKM. Menurut teori Debt Management, pemilik usaha harus memahami jenis-jenis utang yang ada dan bagaimana cara mengatur pembayaran utang agar tidak mengganggu arus kas. Menggunakan utang untuk investasi yang produktif dapat membantu pertumbuhan bisnis. Namun, penting untuk tidak mengambil utang yang melebihi kapasitas pembayaran. Pemilik UMKM harus memiliki rencana pembayaran yang jelas dan realistis untuk menghindari masalah keuangan di masa depan. Selain itu, UMKM perlu mempertimbangkan untuk membangun hubungan baik dengan kreditur agar mendapatkan syarat pembayaran yang lebih fleksibel.
6. Membangun Jaringan dan Komunitas
Bergabung dengan komunitas UMKM atau organisasi lokal dapat memberikan banyak manfaat. Teori Social Capital menunjukkan bahwa jaringan sosial dapat meningkatkan akses ke informasi dan sumber daya yang diperlukan untuk pengelolaan keuangan yang lebih baik. Diskusi dengan sesama pelaku usaha dapat memberikan wawasan baru tentang pengelolaan keuangan yang lebih baik. Selain itu, jaringan ini juga dapat membuka peluang kolaborasi dan kerjasama yang dapat meningkatkan daya saing UMKM. Misalnya, UMKM dapat melakukan pembelian bahan baku secara kolektif untuk mendapatkan harga yang lebih baik atau berbagi pengetahuan tentang strategi pemasaran yang efektif.
7. Menerapkan Sistem Penganggaran
Penganggaran adalah alat penting dalam pengelolaan keuangan. Teori Budgeting menyatakan bahwa anggaran dapat berfungsi sebagai panduan bagi UMKM dalam merencanakan dan mengontrol pengeluaran mereka. Dengan menerapkan sistem penganggaran yang efektif, pemilik UMKM dapat menetapkan batasan pengeluaran dan memprioritaskan alokasi sumber daya untuk kegiatan yang memberikan nilai tambah bagi bisnis. Penganggaran yang baik juga membantu dalam mempersiapkan dana untuk kebutuhan mendesak atau investasi di masa depan. Selain itu, dengan membandingkan anggaran dengan realisasi, pemilik usaha dapat mengidentifikasi penyimpangan dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.
8. Membangun Kesadaran Keuangan
Penting bagi pemilik UMKM untuk membangun kesadaran keuangan, baik bagi diri mereka sendiri maupun karyawan. Pendidikan keuangan tidak hanya terbatas pada pemilik usaha, tetapi juga harus melibatkan karyawan agar mereka memahami pentingnya pengelolaan keuangan dalam konteks bisnis. Dengan membangun kesadaran ini, seluruh tim dapat berkontribusi pada pengelolaan keuangan yang lebih baik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja keseluruhan UMKM. Misalnya, karyawan yang memahami cara mengelola biaya operasional dapat membantu mengidentifikasi area di mana penghematan dapat dilakukan.
9. Menggunakan Layanan Konsultan Keuangan
Jika diperlukan, UMKM dapat mempertimbangkan untuk menggunakan jasa konsultan keuangan. Konsultan dapat memberikan panduan yang lebih spesifik dan membantu dalam merumuskan strategi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan bisnis. Teori Professional Services menunjukkan bahwa menggunakan jasa profesional dapat membantu mengurangi risiko dan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan keuangan. Meskipun ada biaya yang terkait, investasi ini sering kali sebanding dengan manfaat yang diperoleh. Konsultan keuangan dapat membantu UMKM dalam analisis laporan keuangan, perencanaan pajak, dan pengelolaan risiko, sehingga pemilik usaha dapat fokus pada pengembangan produk dan layanan mereka.
10. Menerapkan Teknologi untuk Pelaporan Keuangan
Di era digital saat ini, teknologi memainkan peran penting dalam pengelolaan keuangan. UMKM dapat memanfaatkan perangkat lunak akuntansi dan aplikasi pelaporan keuangan untuk menyederhanakan proses pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan. Dengan menggunakan teknologi, pemilik usaha dapat menghemat waktu dan mengurangi kemungkinan kesalahan manusia dalam pencatatan data. Selain itu, teknologi memungkinkan pemilik untuk mengakses informasi keuangan mereka secara real-time, yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Misalnya, aplikasi mobile yang menyediakan notifikasi tentang arus kas masuk dan keluar dapat membantu pemilik usaha menjaga kesehatan finansial mereka.
11. Diversifikasi Sumber Pendapatan
Diversifikasi sumber pendapatan dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan stabilitas keuangan UMKM. Menurut teori Diversification, memiliki beberapa sumber pendapatan dapat mengurangi risiko yang terkait dengan ketergantungan pada satu produk atau layanan. UMKM dapat mempertimbangkan untuk menawarkan produk atau layanan tambahan yang relevan dengan bisnis utama mereka. Misalnya, sebuah kafe dapat mulai menjual produk makanan kemasan atau merchandise terkait. Dengan diversifikasi, UMKM dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi dampak negatif jika salah satu lini produk mengalami penurunan permintaan.
12. Mengelola Risiko Keuangan
Setiap bisnis menghadapi risiko, termasuk risiko keuangan. Oleh karena itu, penting bagi UMKM untuk memiliki strategi manajemen risiko yang efektif. Teori Risk Management menunjukkan bahwa identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko dapat membantu melindungi aset dan pendapatan perusahaan. Pemilik UMKM perlu menganalisis potensi risiko yang mungkin dihadapi, seperti fluktuasi pasar, perubahan regulasi, atau masalah operasional, dan merumuskan rencana untuk mengatasi risiko tersebut. Misalnya, UMKM dapat mempertimbangkan untuk mengambil asuransi untuk melindungi aset mereka dari kerugian yang tidak terduga.
Kesimpulan
Menciptakan UMKM yang terampil dalam mengelola keuangan adalah langkah penting untuk memastikan keberlangsungan dan pertumbuhan usaha. Dengan memahami pentingnya pengelolaan keuangan dan menerapkan langkah-langkah yang tepat, UMKM dapat meningkatkan stabilitas finansial, membuat keputusan yang lebih baik, dan pada akhirnya mencapai profitabilitas yang lebih tinggi.
Teori-teori yang relevan, seperti Cash Flow Management, Decision-Making Under Uncertainty, dan Human Capital, memberikan kerangka kerja yang dapat membantu pelaku UMKM dalam meningkatkan keterampilan pengelolaan keuangan mereka. Dengan pendidikan yang tepat, pemanfaatan teknologi, dan penerapan sistem penganggaran yang baik, UMKM akan lebih siap untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di pasar.
Sebagai penutup, penting bagi UMKM untuk terus memperbarui pengetahuan mereka tentang pengelolaan keuangan melalui pendidikan berkelanjutan. Dengan mengikuti pelatihan dan kursus, mereka dapat tetap up-to-date dengan praktik terbaik dan perkembangan terbaru di bidang keuangan. Selain itu, menjalin hubungan yang baik dengan lembaga keuangan akan memudahkan akses ke pembiayaan dan sumber daya yang diperlukan untuk pertumbuhan usaha.
Investasi dalam teknologi keuangan yang tepat juga sangat dianjurkan, karena dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pengelolaan keuangan. Penggunaan software akuntansi dan alat analisis keuangan dapat membantu UMKM dalam mengelola data keuangan dengan lebih baik.
Pembangunan jaringan dengan bergabung dalam komunitas bisnis lokal dan organisasi UMKM juga menjadi langkah strategis yang dapat memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan. Melalui jaringan ini, pemilik usaha dapat saling berbagi pengalaman dan membuka peluang kolaborasi yang menguntungkan.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, UMKM tidak hanya akan meningkatkan keterampilan pengelolaan keuangan mereka, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Pengelolaan keuangan yang baik adalah kunci untuk mencapai kesuksesan jangka panjang dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, dan dengan komitmen untuk terus belajar dan beradaptasi, UMKM akan mampu menghadapi tantangan serta meraih peluang yang ada di pasar.