Permainan tradisional merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya setiap negara. Jepang dan Indonesia memiliki kekayaan tradisi ini yang mencerminkan nilai-nilai budaya masing-masing. Meskipun berbeda latar belakang budaya, terdapat beberapa permainan yang memiliki kesamaan konsep atau tujuan. Permainan tradisional mencerminkan kekayaan budaya suatu bangsa. Jepang dan Indonesia, dengan sejarah dan budaya yang kaya, memiliki beragam permainan tradisional yang menarik. Artikel ini membahas persamaan dan perbedaan antara permainan tradisional di kedua negara, serta jenis-jenis mainan khasnya. Berikut adalah perbandingan antara permainan tradisional dari kedua negara:
1. Permainan Gasing
Jepang: Gasing tradisional Jepang dikenal sebagai Beigoma. Biasanya terbuat dari logam atau kayu, Beigoma diputar dengan tali dan diluncurkan ke arena kecil untuk bertanding melawan gasing lainnya. Tujuannya adalah menjaga Beigoma tetap berputar atau mengalahkan lawan dengan menjatuhkannya dari arena.
Indonesia: Di Indonesia, gasing juga dimainkan dengan teknik serupa. Gasing biasanya terbuat dari kayu dan tali, dimainkan untuk melihat siapa yang memiliki gasing dengan putaran terlama atau untuk adu kekuatan di arena kecil.
2. Permainan Layang-Layang
Jepang: Disebut Tako, layang-layang Jepang sering dihias dengan motif tradisional seperti samurai, aktor Kabuki, atau pola geometris. Tako dimainkan terutama saat perayaan tradisional seperti festival anak laki-laki (Tango no Sekku).
Indonesia: Permainan layang-layang di Indonesia sangat populer di berbagai daerah, terutama di Bali dan Jawa. Di beberapa tempat, ada tradisi adu layang-layang, di mana pemain berusaha memutuskan tali layang-layang lawan.
3. Permainan Lompat Tali
Jepang: Nawatobi adalah permainan lompat tali di Jepang, sering dimainkan dalam kelompok. Tali panjang diputar oleh dua orang, sementara yang lain melompat di dalamnya.
Indonesia: Di Indonesia, permainan lompat tali menggunakan tali dari karet gelang yang dirangkai panjang. Tinggi tali meningkat setiap ronde, menantang pemain untuk melompat lebih tinggi.
4. Permainan Kartu
Jepang: Menko adalah permainan kartu bergambar di Jepang. Pemain melempar kartu ke tanah dengan harapan dapat membalik kartu lawan menggunakan kekuatan lemparan.
Indonesia: Permainan serupa di Indonesia melibatkan kartu tradisional seperti permainan kartu gambar yang dimainkan oleh anak-anak di masa lalu.
5. Permainan Tali
Jepang: Ayatori adalah permainan tali Jepang yang melibatkan jari-jari untuk membentuk pola tertentu. Ini bisa dimainkan sendiri atau dengan teman.
Indonesia: Indonesia memiliki permainan serupa seperti cincin tali yang melibatkan keterampilan tangan dan strategi.
6. Bulu Tangkis Tradisional
Jepang: Hanetsuki adalah versi tradisional bulu tangkis Jepang yang dimainkan tanpa net. Pemain menggunakan papan kayu (hagoita) untuk memukul shuttlecock.
Indonesia: Bulu tangkis juga sangat populer di Indonesia, baik dalam bentuk tradisional maupun modern. Namun, tradisi menggunakan alat khusus seperti hagoita tidak ditemukan di Indonesia.
Kesamaan Permainan Tradisional Jepang dan Indonesia:
1. Konsep Kompetitif
Baik di Jepang maupun Indonesia, permainan tradisional sering kali bersifat kompetitif, seperti Beigoma di Jepang yang mirip dengan permainan gasing di Indonesia. Keduanya melibatkan putaran gasing dan adu ketahanan atau kekuatan untuk menjatuhkan gasing lawan.
2. Interaksi Sosial
Permainan seperti lompat tali (Nawatobi di Jepang dan lompat tali karet di Indonesia) memerlukan kerja sama dan komunikasi antar pemain. Ini menunjukkan pentingnya nilai interaksi sosial dalam permainan anak-anak.
3. Kesederhanaan dan Kreativitas
Permainan tradisional di kedua negara sering menggunakan alat sederhana, seperti tali, kartu, atau bahan alami, yang merangsang kreativitas anak-anak.
Perbedaan Permainan Tradisional Jepang dan Indonesia:
1. Penggunaan Simbol Budaya
Permainan Jepang seperti Tako (layang-layang) dihiasi motif budaya, seperti aktor Kabuki atau pola tradisional. Di Indonesia, layang-layang sering kali memiliki bentuk atau desain sederhana, meskipun di beberapa daerah seperti Bali, layang-layang memiliki pola unik.
2. Peralatan Bermain
Jepang memiliki permainan seperti Hanetsuki yang menggunakan hagoita, raket kayu dengan dekorasi tradisional. Sementara itu, permainan tradisional Indonesia seperti bulu tangkis menggunakan peralatan yang lebih modern.
3. Fungsi Ritual
Beberapa permainan di Jepang memiliki kaitan dengan tradisi atau ritual, misalnya Hanetsuki dimainkan pada Tahun Baru sebagai harapan keberuntungan. Di Indonesia, beberapa permainan seperti layang-layang juga kadang dikaitkan dengan ritual tertentu di daerah tertentu, namun lebih sering dimainkan sebagai hiburan.
Jenis Mainan Tradisional Khas Jepang:
a. Kendama
Mainan berbentuk palu dengan bola yang terikat tali ini bertujuan menangkap bola pada salah satu cekungan atau ujung palu. Kendama memerlukan keterampilan dan konsentrasi tinggi.
b. Menko
Kartu tebal yang dimainkan dengan cara melempar untuk membalik kartu lawan.
c. Daruma Otoshi
Mainan kayu berbentuk boneka bertumpuk yang dimainkan dengan cara mengetuk bagian bawah tumpukan tanpa menjatuhkan boneka di atasnya.
Jenis Mainan Tradisional Khas Indonesia:
a. Congklak
Permainan menggunakan papan kayu berlubang dan biji-bijian, yang melatih strategi dan perhitungan.
b. Kelereng
Permainan menggunakan bola kecil dari kaca, dimainkan dengan cara menembak kelereng lawan untuk mengambilnya.
c. Egrang
Tiang kayu yang digunakan untuk berjalan di atas tanah, melatih keseimbangan dan keberanian.
Kesimpulan:
Permainan tradisional Jepang dan Indonesia menunjukkan bagaimana budaya lokal dapat membentuk aktivitas rekreasi yang mendidik dan menghibur. Meski berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, terdapat kesamaan tujuan, seperti mengembangkan kreativitas, melatih keterampilan motorik, dan membangun interaksi sosial. Sebagai contoh, permainan seperti Beigoma dari Jepang dan gasing dari Indonesia, atau Hanetsuki dan bulu tangkis, menggambarkan bagaimana permainan tradisional sering kali memiliki konsep dasar yang serupa meski dengan pendekatan dan peralatan yang berbeda.
Namun, perbedaan signifikan mencerminkan keunikan budaya masing-masing. Di Jepang, permainan tradisional sering kali memiliki hubungan erat dengan simbol-simbol budaya, ritual, dan estetika, seperti layang-layang Tako yang dihiasi motif Kabuki atau permainan kartu Menko yang menampilkan ilustrasi khas Jepang. Sebaliknya, permainan tradisional Indonesia lebih sering bersifat komunal dan banyak menggunakan bahan lokal sederhana, seperti congklak, egrang, atau kelereng.
Kedua negara memperlihatkan pentingnya permainan tradisional sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dilestarikan. Permainan ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga medium untuk mengajarkan nilai-nilai, melatih keterampilan, dan mempererat hubungan sosial dalam masyarakat. Pelestarian melalui dokumentasi, pengajaran kepada generasi muda, dan promosi dalam festival budaya menjadi langkah penting agar permainan tradisional ini tetap relevan di tengah perkembangan zaman.
Referensi:
https://japanesestation.com/culture/tradition/4-mainan-tradisional-jepang-yang-juga-mirip-mainan-di-indonesia
https://www.artforia.com/8-mainan-tradisional-jepang-yang-paling-populer-dari-dulu-hingga-saat-ini/
https://japanese.binus.ac.id/2020/08/19/macam-macam-mainan-tradisional-dari-jepang/
https://bobo.grid.id/read/083649231/9-permainan-jepang-yang-juga-dimainkan-di-indonesia-salah-satunya-lompat-tali?page=all